PENGANTAR FARMAKOLOGI KEPERAWATAN

On Kamis, 20 Maret 2014 1 komentar



PENGANTAR FARMAKOLOGI KEPERAWATAN
1. PENDAHULUAN
·         Farmasi : ilmu yang mempelajari cara membuat,memformulasikan, menyimpan dan menyediakan obat.
·         Farmakologi Klinik: cab.farmakologi yg mempelajari efek obat pada manusia.
·         Farmakokinetik: aspek farmakologi yg mencakup nasib obat dalam tubuh yaitu ADME (absorbsi,distribusi,metabolisme,dan ekskresinya)
·         Dalam arti luas obat ialah setiap zat kimia yg dpt mempengaruhi proses hidup.
·         Farmakologi : ilmu yg sangat luas cakupannya,utk dokter ilmu ini dibatasi tujuannya yaitu agar dapat menggunakan obat utk maksud pencegahan,diagnosis,dan pengobatan penyakit.
·         Farmakologi dahulu mencakup pengetahuan ttg sejarah,sumber,sifat kimia dan fisik,komposisi,efek fisiologi dan biokimia ,mekanisme kerja,absorbsi,distribusi,biotransformasi,ekskresi dan penggunaan obat.
·         Farmakodinamik : mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia berbagai organ tubuh serta mekanisme kerjanya
·         Farmakoterapi : cabang ilmu yang berhub-an dengan penggunaan obat dalam pencegahan dan pengobatan penyakit.
2. PERAN DOKTER
Dokter bertanggungjawab atas diagnosis dan terapi
4. PERAN APOTEKER
Apoteker di RS (Farmasi Klinik) berkompetensi memberikan asuhan kefarmasian,akuntabilitas praktek farmasi,manajemen farmasi,komunikasi farmasi,pendidikan dan pelatihan farmasi,penelitian dan pengembangan kefarmasian
5. PENGGUNAAN OBAT DI RUMAH SAKIT
6. PERAN PERAWAT
Perawat adalah mata terakhir dalam proses pemberian obat kepada pasien.
Prinsip lima benar:
1. Pasien yang benar
2. Obat yang benar
3. Dosis yang benar
4. Cara/rute pemberian yang benar
5. Waktu yang benar
6. keenam pencatatan
FARMAKOLOGI KEPERAWATAN

Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari semua aspek tentang obat terutama tentang respon tubuh terhadap obat yang meliputi aspek Farmasetika, Farmakokinetika, Farmakodinamika. Dalam Farmakologi ada beberapa ilmu yang terkait didalamnya meliputi Farmakodinamika, Farmakokinetika, Farmakoterapi, Farmakognosi, Toksikologi dan Farmasetik. Namun dalam dunia keperawatan hanya beberapa yang terkait didalamnya yang perlu diketahui yaitu Farmakodinamik, Farmakokinetik dan Farmakoterapi.
Pengertian obat itu sendiri adalah suatu bahan yang digunakan untuk diagnosis, mengobati, meringankan, mencegah penyakit pada manusia maupun hewan. Obat berfungsi sebagai agen Farmakodinamika dimana obat yang dapat menekan atau merangsang baik unsur fisiologik sehingga menyebabkan menghilangkan penyakit atau sembuh, dan sebagai agen Kemoterapi dimana obat yang secara khusus digunakan untuk menghambat atau menghancurkan sel – sel yang tidak normal seperti Kanker, Sel Parasit, Mikroba yang dapat menyebabkan penyakit.
Pemberian obat adalah tindakan memasukkan obat atau memberikan obat kedalam tubuh pasien dengan berbagai macam cara, secara oral injeksi maupun oles. Pengajaran Farmakologi ini bertujuan agar mampu menjelaskan mengenai pemberian obat yang benar, perhitungan dosis obat serta aksi terapeutik berbagai golongan obat, efek samping dan bahaya salah penggunaan dan penyalahgunaan obat serta pengkajian keperawatan dibidang obat.
Obat memiliki 4 faktor yang akan dilalui meliputi faktor Farmasetik merupakan proses masuknya obat dalam tubuh, faktor Farmakokintetik merupakan proses perjalanan obat dalam tubuh, faktor Farmakodinamik merupakan proses tentang efek dari kerja obat baik fisiologis maupun biokimia, yang terakhir yaitu faktor farmakoterapi proses dalam pemberian obat sesuai dengan aturan dan dosis yang ada.
PENGENALAN MENGENAI OBAT
a.      Macam – macam bentuk obat
Ada beberapa macam bentuk obat yang ada dalam dunia kesehatan meliputi :

Ø  Bentuk Liquid ( cairan ) misalnya sirup
Ø  Bentuk Suspensi
Ø  Bentuk Powder misalnya puyer
Ø  Bentuk Pill misalnya kapsul, tablet, dll

b.      Macam – macam jalan masuknya obat.

Ø  Melalui oral : pemberian obat yang dilakukan dengan memasukkan obat kedalam mulut pasien maupun dilakukan sendiri oleh pasien, misalnya : syrup, tablet, Kaplet, kapsul, tetes puyer.
Ø  Sublingual : memasukkan obat dengan meletakkannya pada bawah lidah pasien. Biasanya obat seperti ini dilakukan pada pasien yang mengalami penyakit jantung, diletakkan dibawah lidah dengan maksud agar obat cepat terabsorbsi didalam darah sebab dibah lidah merupakan tempat yang memiliki banyak kapiler – kepiler darah.
Ø  Parenteral : pemberian obat yang dilakukan dengan pemberian suntikan baik itu Intra Muscular ( pada otot ), Intra Vena ( pada pembuluh darah ), dan Intra Cutan ( dibawah Kulit ).
Ø  Topikal : pemberian obat yang dilakukan dengan mengoleskan pada bagian permukaan kulit misalnya pada salep yang dioleskan pada permukaan kulit, dengan tujuan agar salep dapat menembus dinding lapisan kulit namun absorbsi jenis pemberian obat seperti ini sangat lama.
Ø  Rektal : pemberian obat yang dimasukkan melalui lubang anus dimana jenis obat seperti ini bereupa suppositoria, biasanya pada pasien yang mengalami gangguan BAB seperti Konstipasi.
Ø  Inhalasi : pemberian obat berupa Inhalar atau dengan cara menghirup berupa uap, biasanya pada pasien asma bronchial seperti obat Salbutamol.
Ø  Organ tertentu, seperti mata, hidung, telinga : pemberian obatnya diberikan dengan cara tetes, dimana meneteskan beberapa tetes kepada organ tertentu dengan dosis tertentu pula.

“ FARMAKOKINETIK “
Farmakokinetik merupakan penjelasan mengenai perjalanan obat dalam tubuh. Dalam Farmakokinetik meliputi ADME ( Adsorbsi, Distribusi, Metabolisme, dan Eksresi ).
1.      Adsorbsi merupakan proses berpindahnya molekul obat dari ilium ke pembuluh darah, sebab ilium terdapat pembuluh darah yang paling banyak. Biasanya adsorbsi disebut pula sebagai proses penyerapan obat. Cara berpindah obat terdiri dari dua macam yaitu adsorbsi aktif dan pasif. Proses pasif menggunakan proses difusi tanpa memerlukan energi namun aktif membutuhkan carier pembawa biasanya menggunakan protein dan enzim dengan melawan gradient konsentrasi menggunakan sistem berpindah dari konsentrasiu rendah ke tinggi.
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi Adsorbsi :
a.      Lemak : terdapat beberapa macam obat, ada obat yang dapat larut dalam lemak namun ada pula yang tidak dapat larut dalam lemak. Pada obat yang larut dalam lemak akan mudah teradsorbsi dibandingkan yang tidak, yang tidak akan membutuhkan carrier agar dapat diadsorbsi oleh tubuh.
b.      Aliran Darah : jika aliran darah tubuh baik maka proses adsorbsi akan baik pula, namun sebaliknya jika aliran darah mengalami hambatan maka proses adsorbsi akan mengalami gangguan.
c.       Rasa nyeri : nyeri dapat menghambat proses adsorbsi sebab jika terdapat nyeri maka proses kerja pinositosis akan terhambat. Dimana pinositosis berperan dalam proses adsorbsi obat dalam tubuh.
d.      Stress : stress akan mempengaruhi otak dalam melekukan perintah adsorbssi obat.
e.       Kelaparan : dalam kondisi lapar usus tidak dapat melakukan proses peristaltik sehingga proses adsorbsi akan tidak berlangsung.
f.        Makanan dalam usus : jika dalam suatu volume usus mengalami keadaan yang berlebihan maka proses perpindahan obat untuk diabsrobsi akan terhambat.
g.      pH : keasaman dalam usus akan mempengaruhi absorbsi obat, jika terlalu asam maka obat akan hancur.

2.    Distribusi merupakan proses yang dialami obat setelah masuk kedalam cairan tubuh pada pembuluh darah. Perjalanan obatnya obat masuk dalam pembuluh darah kemudian terikat dengan protein secara in aktif ( tdk bekerja ), kemudian masuk dalam jaringan tubuh dan adapula obat yang bebas, didalam plasma kebanyakan obat yang terikat dengan protein, jika makin rendah kadar yang bebas maka ikatan dengan protein akan makin rendah. Jika terdapat abses, eksudat, kelenjar dan tumor akan menggagu proses distribusi obat sebab dapat merusak butiran – butiran darah menjadi abses.
3.   Metabolisme merupakan proses menghancurkan obat yang terjadi didalam hati, hati ini berperan dalam menghancurkan obat jika obat telah menyelesaikan fungsinya. Metabolisme ini dilakukan dengan cara inaktif oleh enzim – enzim hati kemudian di ekskresikan. Proses pengeluarannya dipengaruhi oleh disfungsi hati seperti serosis, hepatitis.
4.   Eliminasi merupakan proses sekresi obat dalam tubuh menuju keluar tubuh yang diperankan oleh ginjal, dimana ginjal mensekresi molekul obat yang mampu larut dalam air. Dalam metabolisme bahan – bahan obat yang telah dihancurkan akan dilarutkan dalam air kemudian dikirim ke ginjal untuk disekresi keluar tubuh melalui alat – alat perkemihan. Sekresi atau pengeluaran obat ini tidak hanya berupa urine tetapi dapat pula keluar memlaui keringat,feses ( jika molekul obsat tidak dapat larut dalam air, maka akan dikirim ke usus untuk disekresi ), paru – paru melalui pengeluaran karbondioksida, saliva, dan asi bagi ibu yang menyusui, oleh karena itu ibu yang menyusui dilarang meminum obat yang dapat memberikan efek samping pada bayinya sebab molekul bahan obat dapat keluar melalui ASI.

“FARMAKODINAMIKA”
Mempelajari mengenai efek dari kerja obat, baik fisiologis maupun biokimia. Proses kerja obat jika berada dalam jaringan dibahas dalam fase farmakodinamika. Obat jika masuk dalam  tubuh akan memberikan efek dimana berupa respon yang timbul dalam dua hal yaitu efek fisiologis primer merupakan efek yang ditimbulkan sesuai dengan tujuan, dan efek sekunder merupakan efek yang timbul sebagai efek samping obat yang dikonsumsi. Pada fase farmakodinamika berhubungan dengan 3 hal yaitu mula kerja obat, puncak kerja obat, dan lama kerja obat. Mula kerja obat adalah ketika obat memasuki plasma sel dan berakhir pada saat mencapai konsentrasi minimum ( MEC = minimum efek konsentrasi ). Puncak kerja obat adalah ketika mencapai konsentrasi tinggi dalam darah, puncak kerja obat dilihat dari dosis yang masuk dan yang diabsorbsi oleh sel. Lama kerja obat adalah lamanya obat memiliki efek farmakologis dengan satuan waktunya jam.
Faktor – faktor yang mempengaruhi proses farmakodinamika :
ü  Teori reseptor
Dalam mebran sel terdapat reseptor yang berupa protein yang berfungsi untuk biokimia tubuh dan mengikat obat. Reseptor adalah struktur protein pada membran sel yang mengikat obat, dimana obat dibentuk dalam berupa hormon agar reseptor dapat mengikat obat. Reseptor akan mengikat obat jika reseptor tersebut memiliki kecocokan dengan obat, jika obat dan reseptor tidak cocok maka tidak akan terjadi pengikatan, hal ini yang menyebabkan terkadang obat tidak bekerja. Jika obat dan reseptor saling terikat akan menghasilkan efek meliputi : efek agonis atau menghasilkan dan memulai reseptor dan antagonis atau mencegah / menghambat respon.

Read more ...»

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) CUCI TANGAN MEMAKAI SABUN

On Senin, 27 Januari 2014 1 komentar




SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
CUCI TANGAN MEMAKAI SABUN


Disusun Oleh :
1.      Eka Purwanti Ningsih          (130801057)
2.      Enggar Roselita                     (130801058)
3.      Erivia Eka Puspitasari          (130801059)
4.      Esti Wahyu                            (130801060)
5.      Fitrisia Della                          (130801061)




SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PEMKAB JOMBANG
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2014
Judul                                                   : Cuci Tangan Memakai Sabun
Pokok Bahasan                                   : Kebersihan Diri (Vulva Hygine)
Sub Pokok Bahasan/Pokok Bahasan  : Cara mencuci tangan dengan benar
Waktu                                                 : 1 x 30  menit
Tempat                                                : STIKES PEMKAB JOMBANG
Sasaran                                                : Mahasiswa & para staf di STIKES PEMKAB JOMBANG

 I.      LATAR BELAKANG
Cuci tangan merupakan salah satu tindakan yang mudah dan murah untuk mencegah penyebaran penyakit. Tangan kita sendiri justru seringkali menjadi perantara dari berbagai bakteri untuk masuk kedalam tubuh kita. Agar memperoleh hasil yang maksimal sebaiknya kita mengetahui bagaimana teknik mencuci tangan yang benar.
Seseorang penderita flu menutup hidungnya dengan tangan saat bersin, kemudian memegang pegangan di bus, saat anda memegang pegangan tersebut, bakteri flu dapat segera berpindah ke tangan anda dan apabila anda memegang hidung atau mulut kuman tersebut dapat masuk ke dalam tubuh kita. Itulah gambaran betapa mudahnya kuman penyakit berpindah dari satu orang ke orang lain. Penyakit seperti diare, cacingan, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). TBC bahkan penyakit yang mematikan seperti SARS flu Burung (H5N1) dan Flu Babi (H1N1) dapat di cegah dangan mencuci tangan yang benar.
Sayangnya, banyak orang yang meremehkan kebiasaan sehat ini dan menganggapnya tidak penting. Padahal dengan membiasakan cuci tangan yang baik, hidup anda dan keluarga dapat lelbih sehat. Berbagai macam masyarakat di dunia mencuci tangan dengan sabun untuk alasan yang berbeda-beda, walaupun pada umumnya perilaku mencuci tangan dengan sabun itu secara luas di ketahui untuk membersihkan tangan dari kuman namun perilaku ini tidak otomatis di lakukan unutk tujuan tersebut. Sebuah studi awal dengan pendekatan kualitatif di Kerela, India menunjukkan bahwa orang dewasa menginginkan tangan yang bersih atas dasar kenyamanan, tangan tidak bau, menunjukkan kecintaan mereka terhadap anak-anaknya dan mempraktekkan tanggung jawab sosial mereka dalam masyarakat.
Di Grana, tercatat 25 persen dari seluruh kematian yang di alami oleh balita adalah diakibatkan oleh diare, dan diare tersebut dapat dicegah setiap tahunnya dengan mencucui tangan menggunakan sabun.
Tidakan yang sering kita anggap sepele namun merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga hygiene tangan maupun kulit serta salah satu upaya efektif dalam mencegah infeksi nosokomial. Apapun yang anda lakukan dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap klien sebelum dan sesudah kontak dengan klien, segera “cuci tangan”

 II.   TUJUAN PENYULUHAN
  1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah di berikan penyuluhan selama ± 30 menit, tentang cara mencuci tangan yang benar di STIKES PEMKAB JOMBANG, di harapkan mahasiswa dan para staf (sasaran) mengerti mengenai cara mencuci tangan yang benar dan dapat melakukan teknik mencuci tangan dengan benar.
B.     Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, mahasiswa dan staff di STIKES PEMKAB JOMBANG dapat :
1.      Menjelaskan tentang pengertian mencuci tangan pakai sabun dengan benar.
2.      Menyebutkan tujuan mencuci tangan dengan benar.
3.      Menjelaskan pentingnya mencuci tangan pakai sabun dengan benar.
4.      Menjelaskan waktu yang tepat untuk mencuci tangan  dengan benar.
5.      Menjelaskan tentang bagaimana langkah – langkah mencuci tangan pakai sabun dengan benar.






 III.            MATERI PENYULUHAN
1.      Pengertian cuci tangan pakai sabun   
2.      Tujuan mencuci tangan
3.      Pentingnya mencuci tangan pakai sabun
4.      Waktu yang tepat untuk mencuci tangan  
5.      Langkah – langkah mencuci tangan pakai sabun

 IV.            METODE
1.      Ceramah
2.      Tanya Jawab

    V.            MEDIA & ALAT
1.      Laptop
2.      LCD
3.      Leaflet
4.      Power Point

 VI.            KEGIATAN PENYULUHAN

WAKTU
TAHAP
RESPON
5 menit
Pembukaan :
·         Mengucapkan salam.
·         Memperkenalkan diri
·         Menjelaskan maksud dan tujuan
·         Menyebutkan materi yang diberikan.
·         Menanyakan kesiapan peserta
     

Peserta menjawab salam
Peserta mengenal perawat
Peserta mengerti tujuan
Peserta belum tau tentang
Mencuci tangan yang benar
Peserta sudah siap




WAKTU
TAHAP
RESPON
10 menit
Pelaksanaan :
·         Penyampaian materi
·         Menjelaskan tentang pengertian mencuci tangan
·         Menjelaskan tentang tujuan mencuci tangan
·         Menjelaskan pentingnya mencuci tangan memakai sabun
·         Menjelaskan waktu yang tepat untuk mencuci tangan  
·         Menjelaskan tentang bagaimana langkah – langkah mencuci tangan pakai sabun dengan benar.

Tanya Jawab :
·         Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya
T

1.   

Peserta mengetahui tentang
pengertian mencuci tangan.
Peserta mengetahui tujuan
mencuci tangan.
Peserta mengetahui pentingnya mencuci tangan memakai
sabun.
Peserta mengetahui waktu yang tepat untuk mencuci tangan.
Peserta mengetahui bagaimana langkah-langkah mencuci
tangan memakai sabun dengan benar.



Peserta bertanya kepada
perawat.






WAKTU
TAHAP
RESPON
10 menit





5 menit
Evaluasi :
·         Menanyakan kembali hal-hal yang sudah dijelaskan mengenai cuci tangan yang baik dan benar

Penutup :
·         Menutup pertemuan dengan menyimpulkan materi yang telah dibahas
·         Memberikan salam penutup

T

1.   

Peserta dapat menjawab
pertanyaan.



Peserta mendengarkan.
Peserta menjawab salam.

VII.            EVALUASI
a.       Persiapan :
1.      Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penkes
2.      Media sudah siap 1 hari sebelum penkes
3.      Tempat sudah siap 2 jam sebelum penkes
4.      SAP sudah siap 1 hari sebelum penkes
b.      Proses :
1.      Peserta  datang tepat waktu
2.      Peserta memperhatikan penjelasan perawat
3.      Peserta  aktif bertanya atau memberikan pendapat
4.      Media dapat digunakan secara efektif

c.       Hasil :
1.      Peserta dapat menjelaskan tentang pengertian mencuci tangan pakai sabun dengan benar.
2.      Peserta dapat menyebutkan tujuan mencuci tangan dengan benar.
3.      Peserta dapat menjelaskan pentingnya mencuci tangan pakai sabun dengan benar.
4.      Peserta dapat menjelaskan waktu yang tepat untuk mencuci tangan  dengan benar.
5.      Peserta dapat menjelaskan tentang bagaimana langkah – langkah mencuci tangan pakai sabun dengan benar.


VIII.            MATERI TERLAMPIR
a)      Definisi Mencuci Tangan
*      Mencuci tangan adalah menggosok air dengan sabun secara bersama-sama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas kemudian dibilas dibawah aliran air (Larsan, 1995).
*      Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air (DEPKES, 2007)
*      Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari- jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman.
b)      Tujuan Mencuci Tangan
Mencuci tangan merupakan satu tehnik yang paling mendasar untuk menghindari masuknya kuman kedalam tubuh.
Dimana tindakan ini dilakukan dengan tujuan:
1)      Supaya tangan bersih
2)      Membebaskan tangan dari kuman dan mikroorganisme
3)      Menghindari masuknya kuman kedalam tubuh
4)      Mencegah infeksi silang/infeksi nosokomial di RS
5)      Menurunkan penyebab diare dan ISPA.
6)      Dapat mencegah infeksi kulit, mata, cacing yang tinggal didalam usus, dan Flu burung
c)      Mengapa Harus Menggunakan Sabun ?
Zat pembersih berbentuk sabun ini baik yang padat maupun cair akan membantu proses pelepasan kotoran dan kuman yang menempel di permukaan luar kulit tangan dan kuku. Dengan mencuci tangan yang benar menggunakan sabun maka kotoran dan kuman akan terangkat sebagian. Meskipun demikian hal ini sangat membantu mengurangi resiko terinfeksi
d)     Waktu Penting untuk Cuci Tangan
Bagi setiap orang, mencuci tangan adalah satu tindakan yang takkan lepas kapanpun. Karena merupakan proteksi diri terhadap lingkungan luar. Nah sebenarnya kapan waktu yang tepat untuk melakukan cuci tangan?
Ø  Sebelum dan sesudah makan
            Untuk menghindari masuknya kuman kedalam tubuh saat kita makan
Ø  Setelah buang air besar
Besar kemungkinan tinja masih tertempel di tangan, sehingga diharuskan untuk mencuci tangan
Ø  Setelah bermain
Kebiasaan anak kecil adalah bermain ditempat yang kotor.Seperti tanah. Dimana kita tahu bahwa banyak sekali kuman didalam tanah, jadi selesai bermain harus mencuci tangan supaya kuman dari tanah hilang dan tidak menempel ditangan.
Ø  Sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
Bagi adik-adik mencuci tangan ini juga bisa dilakukan sebelum dan sesudah belajar, sebelum dan sesudah bangun tidur dan sesudah melakukan kegiatan yang lain.
Ø  Sebelum & sesudah kontak dengan pasien di RS
            Sebelum dan sesudah bertemu dengan seseorang di Rumah Sakit, supaya bebas kuman.
e)      Langakah-langkah mencuci tangan yang benar
Berikut ini adalah langkah mencuci tangan sesuai anjuran WHO 2005 yakni 7 lagkah yang di kembangkan menjadi 10 langkah
*      7 Langkah Mencuci Tangan :
1.      Telapak dengan telapak
2.      Telapak kanan di atas punggung tangan kiri di atas punggung tangan kanan
3.      Telapak dengan telapak dan jari saling terkait
4.      Letakan punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci
5.      Jempol kanan digosok memutar oleh telapak kiri dan sebaliknya
6.      Jari kiri menguncup, gosok memutar ke kanan dan ke kiri pada telapak kanan dan sebaliknya
7.      Pegang pergelangan tangan kiri dengan tangan kana dan sebaliknya gerakan memutar
*      10 Langkah Mencuci Tangan :

1.      Basuh tangan dengan air mengalir
2.      Ratakan sabun dengan kedua telapak tangan
3.      Gosok punggung tangan dan sela – sela jari tangan kiri dan tangan kanan, begitu pula sebaliknya.
4.      Gosok kedua telapak dan sela – sela jari tangan
5.      Jari – jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci.
6.      Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya.
7.      Gosokkan dengan memutar ujung jari – jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya
8.      Gosok pergelangan tangan kiri dengan menggunakan tangan kanan dan lakukan sebaliknya.
9.      Bilas kedua tangan dengan air.
10.  Keringkan dengan lap tangan atau tissue

Jangan lupa menutup kran dengan tangan di alasi tissue atau lap tangan.Nah sekarang tangan anda sudah bersih dan aman.

Catatan !
Bila tidak ada wastafel atau kran air, kita bisa menggunakan air yang di tuangkan dengan gayung. Idealnya memang menggunakan sabun cair, tetapi bisa digunakan sabun batangan.






DAFTAR PUSTAKA
Hidayat A. A. A & Uliyah M. buku saku pratikum kebutuhan dasar manusia, EGC, Jakarta 2004
A.Poter, Patricia, Pery, 2002, Ketrampilan dan Prosedur Dasar, Mosby:Elsevier Science.
Penuntun umum untuk petugas puskesmas.Jakarta.Departemen Kesehatan. 1995.
Pedoman Pelatihan, Modul dan Materi Dokter Kecil . Jakarta

Read more ...»